Dekonstruksi Kebangkitan Fashion Y2k
Istilah Y2K, singkatan dari Year 2000, secara historis merujuk pada periode sekitar akhir tahun 1990-an hingga sekitar tahun 2002 atau 2003. Era ini ditandai oleh optimisme kolektif yang tinggi terhadap milenium baru, antisipasi teknologi yang melonjak (fenomena dot-com boom), dan kekhawatiran global terhadap potensi “Y2K Bug”. Estetika mode yang muncul dari periode ini mencerminkan mentalitas tersebut, menggabungkan elemen retro dari tahun 90-an dengan sentuhan futuristik yang kuat.
Estetika Y2K asli menampilkan corak, denim, dan aksesori unik yang fungsional sekaligus menarik. Elemen kunci dari Y2K awal adalah penggunaan bahan yang mengkilap (shiny finishes), teknis, dan sintetis, seperti nilon, satin, vinil, dan material reflektif, yang menonjolkan pandangan space age atau cyberculture. Palet warnanya berani, dengan warna pop yang mencolok seperti fuchsia, hijau limau, dan biru elektrik, yang kontras dengan warna dingin seperti perak dan lavender. Periode Y2K yang paling presisi—sebelum terjadi pergeseran besar estetika dan budaya—diperkirakan berlangsung dari akhir tahun 1998 hingga peristiwa 9/11.
Secara kausal, optimisme estetik Y2K yang condong ke arah teknis dan sleek merupakan refleksi langsung dari kegembiraan budaya yang menyelimuti era digital awal. Terdapat korelasi yang jelas antara obsesi pada teknologi dan material yang mencerminkan masa depan. Estetika ini mencerminkan rasa “kesegaran” dan “kepolosan” yang melekat pada pergantian milenium. Namun, analisis menunjukkan bahwa setelah 9/11, optimisme futuristik ini memudar, digantikan oleh budaya selebriti yang lebih hedonistik dan berorientasi pada konsumsi, yang kemudian dikenal sebagai estetika McBling.
Garis Waktu Tren dan Siklus Nostalgia: Mengapa Sekarang?
Kebangkitan fashion Y2K di tahun 2020-an sejalan dengan siklus mode retro 20 tahun yang terbukti kuat. Fenomena ini didorong secara strategis oleh nostalgia marketing yang memanfaatkan memori kolektif. Tren ini sangat resonan karena berhasil menjembatani memori Milenial (yang mengenakan tren ini di masa remaja) dengan Gen Z (yang menemukan estetika ini sebagai ‘vintage’ baru), menciptakan rasa shared experience.
Kebangkitan ini bukanlah replikasi buta, tetapi merupakan proses curating ulang dan editing yang cermat. Meskipun elemen kepolosan dan kefuturistikannya dipertahankan, nuansa modern ditambahkan untuk memasukkan nilai-nilai kontemporer. Model bisnis ultra-cepat yang didukung oleh media sosial memastikan bahwa item mode lama, seperti jepit rambut kupu-kupu dan bandana , dapat dengan mudah diadaptasi dan diproduksi secara massal sebagai tren baru.
Perbedaan Kunci Antara Y2K Historis dan Y2K Kontemporer (2020-an)
Ada perbedaan signifikan antara mode Y2K yang asli dengan kebangkitan kontemporer saat ini. Di kalangan Gen Z, istilah “Y2K” sering digunakan secara longgar untuk mendefinisikan keseluruhan gaya dari akhir tahun 90-an dan 2000-an. Namun, secara kritis, banyak item yang viral saat ini—seperti rhinestones dan velour tracksuits—sebenarnya lebih merujuk pada sub-estetika McBling yang lebih trashy dan maximalist.
Secara sosial, adaptasi adalah kunci keberhasilan tren ini. Jika era Y2K/McBling asli cenderung hyper-gender specific dan konservatif dalam peran gender (pria mengenakan pakaian gelap dan hyper-maskulin dengan celana longgar, sementara wanita mengenakan pakaian super-feminin dan berwarna pink seperti Juicy Couture) , versi kontemporer berorientasi pada inclusivity dan genderless fashion. Merek-merek saat ini berupaya mengaburkan batas gender, yang memastikan tren tersebut relevan dengan nilai-nilai Gen Z.
Selain itu, terdapat kontradiksi etika yang menonjol. Meskipun kebangkitan Y2K sangat didorong oleh dorongan untuk thrifting (membeli barang bekas) dan praktik sustainability atau eco-friendly , tren tersebut secara paradoks diakselerasi dan didominasi oleh industri ultra-fast fashion yang agresif.
Pilar Estetika Y2K Asli dan Akar Kultural
Estetika Futurisme: Bahan Teknis, Metalik, dan Siluet Sleek
Ciri khas Y2K awal adalah penggunaan material yang secara visual merepresentasikan teknologi dan masa depan. Ini termasuk bahan teknis dan mengkilap seperti jaket nilon, celana cargo berbahan reflektif, dan kemeja satin dengan shiny finishes. Estetika ini berakar pada obsesi space age dan cyberculture.
Palet warna yang digunakan adalah kontras: warna pop yang berani (seperti fuchsia dan biru elektrik) disandingkan dengan warna dingin seperti perak dan lavender, menciptakan kontras visual yang menarik perhatian. Mengenai siluet, gaya Y2K mempopulerkan kombinasi antara potongan atas yang minimalis atau ketat—seperti baby tees dan metallic crop tops —dengan volume besar pada bawahan, seperti oversized cargo pants atau baggy jeans.
Akulturasi dan Akar Kultural Y2K: Pengaruh Afro-futurism dan Harajuku
Y2K bukanlah fenomena yang semata-mata berasal dari Barat. Akarnya jauh lebih kompleks, melibatkan dialog budaya yang mendalam antara subkultur global dan komunitas yang sering terpinggirkan.
Pengaruh Afro-futurism
Budaya kulit hitam, khususnya melalui musik Hip-Hop dan R&B pada akhir tahun 90-an, menyediakan blueprint estetika Y2K, termasuk integrasi sportswear ke dalam streetwear. Penting untuk ditekankan bahwa estetika Y2K yang dikenal luas saat ini dipelopori oleh wanita kulit hitam, terutama melalui video musik seperti “No Scrubs” milik TLC. Konsep Afro-futurism menyuntikkan visi masa depan berbasis teknologi yang unik, mengeksplorasi pengalaman Afrika-Amerika melalui fiksi ilmiah dan teknologi.
Analisis menunjukkan bahwa terdapat masalah penghapusan budaya (cultural erasure) di mana gaya rambut dan pakaian yang dipelopori oleh orang kulit hitam seringkali dianggap “tidak dapat diterima” sampai dikenakan oleh orang non-kulit hitam. Oleh karena itu, kebangkitan Y2K modern berutang budi besar pada visi futuristik yang dibentuk oleh para Black creatives yang berani.
Koneksi Harajuku (Jepang)
Estetika Y2K juga berdialog erat dengan street style Jepang. Street style dari distrik Harajuku di Tokyo pada tahun 90-an hingga 2000-an—yang didokumentasikan dalam majalah FRUiTS yang berpengaruh—menampilkan warna-warna garish, tekstur maksimalis, dan kitsch-ness yang khas. Majalah FRUiTS, yang didirikan oleh fotografer Shoichi Aoki pada tahun 1997, menangkap “kepolosan dan kesegaran” mode pemuda Harajuku, yang berpakaian untuk diri mereka sendiri tanpa terikat pada tren daring.
Koneksi kausal antara sumber inspirasi subkultural ini dan high fashion kontemporer terlihat jelas. Desainer terkemuka seperti Marc Jacobs secara eksplisit mengakui dan merayakan pengaruh Jepang ini dalam subline terbarunya, Heaven (diluncurkan 2020). Marc Jacobs membantu membuka pameran arsip FRUiTS dan bahkan meminta Aoki memotret lookbook pertamanya. Ini menunjukkan bahwa legitimasi high fashion dalam kebangkitan Y2K kontemporer sangat bergantung pada pengakuan akar subkultural yang kompleks (baik Afro-futurism maupun Harajuku), dan bukan sekadar nostalgia glamour selebriti Barat.
Sub-Estetika 2000-an: Membedah Y2K, McBling, dan Indie Sleaze
Laporan ini menggarisbawahi pentingnya membedakan antara Y2K awal dan estetika-estetika yang muncul setelahnya, yang sering disalahartikan dalam narasi Gen Z.
Memetakan Lanskap Estetika: Y2K Awal vs. Era McBling
Y2K Awal (c. 1997–2002) adalah era fokus pada futurisme, optimisme teknologi, dan siluet sleek. Sebaliknya, McBling (c. 2003–2007) adalah pergeseran estetika yang ditandai oleh maximalist hedonism dan konsumsi berorientasi selebriti. Istilah McBling diciptakan oleh Consumer Aesthetics Research Institute untuk secara tegas membedakan gaya ini dari futurisme Y2K sebelumnya.
McBling: Maximalist Hedonism dan Trashy Chic
McBling mencerminkan kemewahan aspirasional (nama “McBling” sendiri merupakan kombinasi dari “Mc” seperti McDonald’s dan “Bling,” menyiratkan apropriasi korporat terhadap mode bling ). Karakteristik kuncinya meliputi fokus pada logo merek (logo-centric apparel), penggunaan rhinestones dan bling yang berlebihan, warna pink yang mencolok, tato motif (tattoo motifs), dan estetika yang dinilai trashy namun menarik.
Item ikonik McBling yang mendominasi tren revival saat ini meliputi velour tracksuits (Juicy Couture—yang pencariannya meningkat 179% dari tahun ke tahun) , topi trucker Von Dutch, baby tees yang dihias (Bebe), dan jeans designer ripped. Ikon budaya seperti Paris Hilton dan Britney Spears berperan besar dalam mempopulerkan estetika ini melalui karpet merah dan video musik.
Sebagian besar item yang viral dan dicari di pasar revival saat ini (seperti velour dan rhinestones) secara teknis adalah McBling, bukan Y2K Futurisme. Keberhasilan merek fast fashion kontemporer sebagian besar berasal dari eksploitasi McBling karena sifatnya yang lebih visual, hedonistik, dan lebih mudah direplikasi secara massal daripada estetika Y2K yang lebih teknis dan futuristik. Merek-merek ini telah memahami bahwa target pasar menginginkan “McBling yang mereka sebut Y2K,” dan mengoptimalkan produksi pada item-item McBling yang spesifik.
Transisi Menuju Indie Sleaze (c. 2006–2012)
Meskipun fokus saat ini adalah pada McBling, siklus estetika retro bergerak maju. Indie Sleaze adalah gaya mode yang populer sekitar tahun 2006 hingga 2012, mewakili transisi dari kemewahan McBling menuju gaya yang lebih “berantakan” (messy), yang terjangkau, dan sangat terkait dengan subkultur hipster dan indie rock.
Indie Sleaze menolak logo dan bling McBling, menggantinya dengan layering pakaian vintage, skinny jeans, smudged eyeliner, dan potongan seperti tennis skirts dan jaket kulit. Kebangkitan elemen Indie Sleaze saat ini (yang kini menjadi tren redux berikutnya) menunjukkan bahwa retro redux adalah galaksi estetika yang terus bergerak.
Mekanisme Pendorong Kebangkitan Y2K Kontemporer
Kekuatan Nostalgia: Nostalgia Marketing dan Shared Experience
Kebangkitan Y2K sangat didorong oleh pemanfaatan nostalgia untuk periode yang penuh dengan inovasi teknologi dan perubahan budaya. Strategi nostalgia marketing ini telah membantu merek-merek lama yang identik dengan era tersebut, seperti Champion dan FILA, melihat lonjakan popularitas kembali. Dengan menghidupkan kembali desain dan logo yang ubiquitous di masa lalu, merek-merek ini menciptakan kembali koneksi emosional dan rasa shared experience dengan konsumen.
Katalisator Digital: Algoritma Media Sosial
Media sosial, terutama TikTok dan Pinterest, tidak hanya mendokumentasikan kebangkitan Y2K, tetapi bertindak sebagai mekanisme akselerasi tren yang esensial.
TikTok sebagai Pusat Viralisasi
Algoritma TikTok dirancang untuk thrives on nostalgia, menjadikan platform ini tempat yang sempurna bagi tren untuk muncul kembali dan berevolusi dengan cepat. Tagar seperti #Y2Kfashion dan #2000sAesthetic telah mengumpulkan miliaran views, menghasilkan micro-trend niches baru di bawah payung Y2K (seperti coquette atau clean girl). Kekuatan utama TikTok terletak pada kemampuannya mengubah pemirsa menjadi partisipan secara instan. Pengguna yang melihat video haul yang menampilkan baby tees atau platform sneakers dapat mereplikasi penampilan tersebut atau memesan item serupa dalam hitungan menit.
Peran Pinterest dalam Pembentukan Estetika
Meskipun kurang viral dibandingkan TikTok, Pinterest memainkan peran penting di balik layar. Platform ini berfungsi sebagai digital scrapbook tempat estetika lahir, dibentuk, dan dibagi. Peningkatan dramatis dalam pencarian untuk “Y2K outfits” dan “Bratz doll fashion” sejak 2023 menunjukkan bahwa Pinterest membantu membentuk visi aspirasional Gen Z dan mendorong microtrends ke permukaan.
Siklus umpan balik yang cepat, di mana algoritma mendorong konsumsi nostalgia dan partisipasi yang instan , menciptakan kecepatan tren yang tak tertandingi. Lingkaran umpan balik ini secara langsung memberikan ultra-fast fashion data real-time yang dibutuhkan untuk memproduksi item McBling/Y2K secara masif dan agresif.
Influencer dan Selebriti: Curating Ulang Tren Lama
Selebriti modern bertindak sebagai editor budaya, mengadaptasi dan melegitimasi vibe Y2K untuk audiens kontemporer. Ikon seperti Dua Lipa, Bella Hadid, Hailey Bieber, dan Kendall Jenner adalah motor utama di balik fenomena ini.
Dua Lipa telah menjadikan motif kupu-kupu—sebuah lambang fashion Y2K—sebagai bagian integral dari lemari pakaiannya, terlihat pada denim-on-denim butterfly-shaped crop tops hingga sheer ensembles. Sementara itu, Bella Hadid melakukan homage langsung ke era McBling, seperti mengenakan gaun perak berkilauan dengan leher halter yang mengingatkan pada tampilan karpet merah Paris Hilton, dan menghidupkan kembali pink velour tracksuit. Aksi para ikon ini menunjukkan bahwa tren Y2K tidak hanya diadopsi, tetapi diangkat dan disesuaikan dengan elegansi dan sikap modern.
Respons Industri Mode dan Kapitalisasi Merek
Peran Desainer Kelas Atas dalam Legitimasi Tren
High fashion memberikan legitimasi budaya pada kebangkitan Y2K. Perancang terkemuka memanfaatkan arsip dan inspirasi subkultural untuk mendorong tren ini kembali ke arus utama.
Marc Jacobs’ Heaven adalah contoh utama. Diluncurkan pada tahun 2020, subline ini dipasarkan secara eksplisit sebagai koleksi “polysexual,” “teen-dream” yang merangkul estetika kitschy dan grunge Y2K. Jacobs secara strategis menghormati asal-usul street style era tersebut, terutama pengaruh Jepang dari distrik Harajuku. Merek tersebut secara langsung merujuk pada majalah FRUiTS dan meminta pendirinya, Shoichi Aoki, untuk memotret lookbook pertamanya. Pendekatan ini—menggabungkan kemewahan dengan apresiasi terhadap mode low-end dan street style yang spesifik secara budaya—berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan Marc Jacobs dan menempatkan Y2K sebagai tren yang berkelanjutan.
Miu Miu, di bawah Miuccia Prada, memainkan peran penting dengan mengubah siluet Y2K menjadi item kultus instan. Micro miniskirt yang memulai debutnya pada runway Spring/Summer 2022 Miu Miu dengan cepat menjadi it-item yang viral di media sosial. Selain itu, merek-merek seperti Blumarine memimpin kebangkitan sisi hyper-feminine McBling, menggunakan warna pastel, renda, dan motif kupu-kupu yang beresonansi kuat dengan estetika romantis Gen Z di platform seperti TikTok dan Instagram.
Table 1: Studi Kasus Merek dalam Kapitalisasi Kebangkitan Y2K
| Merek | Aesthetic Y2K yang Diadopsi | Strategi Revival (Produk/Kolaborasi) | Dampak Pasar yang Terlihat |
| Marc Jacobs (Heaven) | Kitschy, Grunge, Harajuku, Polysexual | Subline “Heaven” (2020), Menghormati FRUiTS Magazine, Kolaborasi (Steve Madden) | Pertumbuhan pendapatan bulanan signifikan (Maret 2024 ke Feb 2025), legitimasi tren gender-netral di high fashion |
| Miu Miu | Micro-mini, Maximalist Kitsch Era Arsip | Micro Miniskirt (AW22), Item viral, Mempopulerkan kembali siluet ‘itt-bitty bottoms’ | Menciptakan item kultus instan yang didorong oleh media sosial, mendominasi tren high-fashion |
| Juicy Couture | McBling, Velour Tracksuit | Kebangkitan logo dan desain nostalgia, kolaborasi yang cerdas | Peningkatan pencarian global sebesar 179% (Lyst) , membuktikan permintaan McBling |
Dinamika Ritel: Fast Fashion dan Ultra-Fast Fashion
Meskipun desainer mewah memberikan legitimasi, ketersediaan massal fashion Y2K didorong oleh ultra-fast fashion (UFF). Merek seperti Shein, Bershka, PrettyLittleThing, dan Boohoo menjadi akselerator utama dalam memproduksi item Y2K secara cepat.
Shein, sebagai pemimpin UFF, memiliki model bisnis yang sangat agresif, meluncurkan sekitar 315.000 item baru per tahun, jauh melampaui Zara (6850) dan H&M (4400). Kecepatan produksi ini menciptakan apa yang disebut real-time fashion, di mana tren Y2K/McBling dapat langsung dikomodifikasi dan ditawarkan kepada konsumen dengan harga yang sangat rendah. Hasilnya adalah fashion yang mudah diganti dan sekali pakai. Bahkan merek fast fashion klasik seperti H&M dan Zara, yang memulai era mode cepat di tahun 2000-an , kini harus berjuang melawan kecepatan UFF.
Kontradiksi fundamental dalam kebangkitan Y2K adalah dikotomi antara etika dan perilaku konsumen. Meskipun Gen Z menunjukkan dorongan kuat untuk nilai-nilai keberlanjutan, seperti thrifting dan penggunaan bahan eco-friendly , yang sebagian berasal dari rasa bersalah atas konsumsi berlebihan di masa lalu , tekanan algoritma media sosial dan daya tarik harga UFF yang sangat rendah membuat konsumsi sekali pakai menjadi pilihan yang lebih mudah diakses. Oleh karena itu, keberlanjutan seringkali menjadi narrative marketing (misalnya, menyoroti organic cotton pada baby tees ), tetapi dikalahkan oleh volume produksi UFF yang masif.
Evolusi dan Nuansa Y2K Kontemporer (2020-an)
Inklusivitas dan Keberlanjutan sebagai Nilai Inti
Kebangkitan Y2K di era 2020-an adalah tentang menyajikan nostalgia dengan nuansa. Tujuannya adalah mempertahankan aspek playfulness (seperti metalik, motif kupu-kupu, dan micro-minis) sambil mengurangi kelebihan dan konsumsi berlebihan yang menjadi ciri khas era aslinya.
Keberlanjutan telah menjadi faktor penting. Konsumen secara aktif mencari thrifting dan opsi secondhand sebagai cara untuk mengakses estetika Y2K/McBling sambil mematuhi nilai-nilai eco-friendly. Selain itu, untuk mempertahankan relevansi futuristiknya, Y2K modern mulai mengintegrasikan teknologi baru, seperti wearable technology dan smart fabrics, menambahkan sentuhan modern pada tren nostalgia.
Secara gaya, personalisasi ekstrem adalah kunci. Konsumen saat ini tidak lagi meniru satu era secara keseluruhan. Sebaliknya, mereka menggabungkan potongan Y2K—seperti rok denim mini dan jepit rambut kupu-kupu—dengan item dari era lain (misalnya, oversized blazer dari tahun 1980-an) untuk menciptakan tampilan eclectic yang unik dan mencerminkan gaya individual.
Pergeseran Identitas Gender: Dari Hyper-Gendered ke Genderless/Polysexual
Salah satu perubahan sosial yang paling signifikan dalam kebangkitan Y2K adalah pergeseran dari peran gender yang kaku dan terpolarisasi di tahun 2000-an menuju penerimaan genderless dan inclusive fashion.
Di era McBling, mode sangat terpolarisasi: anak laki-laki remaja cenderung mengenakan pakaian hyper-masculine yang gelap dan edgy, sementara anak perempuan mengenakan pakaian yang sangat feminin dan berwarna pink. Namun, Gen Z menolak kekakuan ini. Versi kebangkitan saat ini secara eksplisit mengadaptasi item ikonik untuk menjadi gender-neutral. Contohnya adalah baby tee, yang telah kembali sebagai staple budaya yang serbaguna dan gender-inclusive. Bahkan velour tracksuit, yang dulunya merupakan simbol feminin Juicy Couture, kini ditingkatkan dengan luxe tailoring dan diangkat menjadi streetwear essential yang gender-neutral. Adopsi ini didukung oleh high fashion, seperti yang terlihat pada Marc Jacobs yang memposisikan subline Heaven sebagai koleksi polysexual.
Agar tren mode retro dapat bertahan dalam siklus modern, ia harus beradaptasi dengan tuntutan sosial kontemporer Gen Z, terutama tuntutan inklusivitas. Y2K 2.0 berhasil karena tidak hanya menjual nostalgia, tetapi juga menjual versi mode yang disempurnakan secara sosial dan yang memburamkan garis-garis gender tradisional.
Analisis Kritik: Estetika “Vulgar” dan Personalisasi yang Ekstrem
Meskipun kebangkitan Y2K sangat populer, estetika aslinya tidak luput dari kritik. Beberapa pengamat mode mencatat bahwa tampilan khas Y2K asli “tidak terlalu sukses, chic, atau bahkan, berani saya katakan, flattering“—mereka dilahirkan untuk menjadi “wild, bold and vulgar”.
Namun, di era 2020-an, tren (atau yang lebih tepatnya, “kecenderungan” yang lebih luas ) didorong oleh personalisasi ekstrem. Konsumen memiliki kebebasan untuk mencampur dan mencocokkan secara tidak menyesal. Pendekatan eclectic ini memitigasi kritik terhadap estetika asli dengan mengintegrasikan potongan Y2K ke dalam tampilan yang lebih modern dan unik.
Table 2: Analisis Komparatif Estetika Y2K (Original) dan McBling (Sub-Aesthetic)
| Dimensi | Y2K Awal (c. 1997–2002): Futurisme | McBling (c. 2003–2007): Hedonisme | Y2K Revival (c. 2020+): Adaptasi |
| Fokus Utama | Optimisme Teknologi, Cyberculture, Sleek | Hedonisme Selebriti, Kekayaan Aspirational, Bling | Nostalgia Curated, Inklusivitas, Konflik Keberlanjutan |
| Material Kunci | Bahan Teknis (Nylon, Vinyl), Metalik, Plastik | Velour, Rhinestones, Distressed Denim, Fur Coats | Bahan Reworked/Organic, Fleksibel, Nyaman (Athleisure) |
| Pola & Motif | Geometris, Futuristik, Sederhana | Logo, Tato (Ed Hardy), Bling, Corak Berani | Kupu-kupu, Pleated Skirts, Grafis Reworked |
| Peran Gender | Lebih Androgini (sebelum polarisasi) | Hyper-Gendered (Pria Maskulin Gelap, Wanita Feminin Pink) | Genderless dan Polysexual |
Kesimpulan
Kebangkitan fashion Y2K adalah fenomena kompleks yang dipicu oleh siklus nostalgia yang bertepatan dengan akselerasi tren media digital. Laporan ini menunjukkan bahwa kebangkitan ini didominasi oleh estetika McBling yang maksimalis dan hedonistik , yang sangat mudah dikapitalisasi oleh ultra-fast fashion. Namun, agar tren ini dapat bertahan, ia harus beradaptasi dengan nilai-nilai Gen Z, terutama melalui penyuntikan inclusivity dan gender-neutrality ke dalam item-item ikonik.
Bagi merek yang ingin memanfaatkan tren ini secara berkelanjutan, strateginya harus melampaui replika sederhana. Merek harus memprioritaskan adaptasi dan curating ulang item ikonik, memastikan kenyamanan dan inklusivitas. Kolaborasi strategis (misalnya, Marc Jacobs Heaven dengan Steve Madden) yang menggabungkan estetika retro dengan narasi keberlanjutan adalah kunci untuk daya tarik pasar. Selain itu, legitimasi melalui kemitraan influencer terkemuka (seperti Dua Lipa dan Bella Hadid) yang mampu menyajikan tren Y2K dengan nuansa high-fashion atau gender-fluid akan mempertahankan relevansi tren di arus utama.
Y2K diperkirakan akan tetap menjadi sub-trend yang kuat di bawah payung vintage/retro, dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam mode dan kecantikan. Namun, mode adalah siklus yang terus bergerak. Seiring waktu, tren ini kemungkinan akan bermetamorfosis lebih jauh. Elemen dari siklus estetika berikutnya, yaitu Indie Sleaze (2006-2012), yang ditandai dengan pergeseran dari kemewahan bling McBling ke grunge yang lebih messy dan anti-fashion , diperkirakan akan mengambil alih pusat perhatian, membuktikan bahwa tren mode kontemporer tidak menghilang, melainkan bermetamorfosis atau bergabung dengan era berikutnya.


