Loading Now

Tren Buku Populer Tahun 2025

Dinamika pasar buku populer sepanjang tahun 2025, mengidentifikasi tren utama, tema yang dominan, serta korelasi antara literatur dengan isu-isu sosial-budaya yang sedang berlangsung. Kajian ini menemukan bahwa pasar global didominasi oleh kebangkitan kembali fiksi fantasi dan distopia yang berakar pada waralaba besar yang sudah mapan. Secara paralel, di Indonesia, popularitas buku mencerminkan keresahan sosial dan eksistensial, baik melalui fiksi yang membahas isu-isu lingkungan dan hukum secara eksplisit maupun non-fiksi yang menawarkan panduan untuk navigasi krisis identitas dan mental.

Analisis ini juga menyoroti kontras yang signifikan antara popularitas komersial—yang sangat dipengaruhi oleh tren digital dan kebutuhan audiens akan konten yang relevan secara personal—dengan pengakuan kritis dari dunia sastra yang cenderung mengapresiasi kedalaman artistik dan nuansa tematik. Platform digital, terutama komunitas pembaca daring, terbukti berperan krusial dalam membentuk visibilitas, memfasilitasi diskusi, dan bahkan memengaruhi gaya penulisan dan strategi pemasaran. Untuk menghadapi lanskap yang terus berubah ini, disarankan agar penerbit dan pemasar memanfaatkan momentum waralaba, berinvestasi dalam genre non-fiksi yang peka terhadap kondisi psikologis pembaca, serta mengintegrasikan alat berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan social listening untuk mengidentifikasi tren secara lebih proaktif.

Lanskap Bestseller Internasional dan Global

Dominasi Kebangkitan Fiksi Fantasi dan Distopia

Tahun 2025 ditandai dengan fenomena global di mana buku-buku dari waralaba yang sudah ada sebelumnya menduduki puncak daftar terlaris. Puncak dari fenomena ini adalah novel Onyx Storm karya Rebecca Yarros, buku ketiga dalam seri The Empyrean, yang menduduki peringkat teratas sebagai buku paling populer di Goodreads tahun 2025 dengan metrik yang luar biasa: 4.21 dari 5 berdasarkan 1 juta rating dan telah disimpan di 3 juta rak virtual anggota . Popularitasnya juga meluas ke platform lain, terdaftar sebagai salah satu buku terlaris di Periplus dan masuk dalam daftar “Must-Read Books” dari Penguin Random House.

Keberhasilan Onyx Storm dan seri The Empyrean secara umum mengindikasikan bahwa subgenre “romantasy” (gabungan fantasi dan romansa) telah berevolusi menjadi genre yang sangat menguntungkan. Narasi buku ini yang berpusat pada tokoh Violet Sorrengail, yang harus menghadapi musuh dari luar dan dalam pasca-perang, memadukan ketegangan fantasi epik dengan daya tarik emosional dari hubungan romantis, sebuah kombinasi yang jelas sangat disukai oleh audiens global.

Tren serupa juga terlihat pada novel Sunrise on the Reaping karya Suzanne Collins, prekuel dari seri The Hunger Games, yang menempati posisi kedua di Goodreads. Popularitas luar biasa dari kedua judul ini bukan sekadar fenomena penjualan sekuel, tetapi sebuah respons pasar yang lebih mendalam terhadap kebutuhan akan familiaritas dan kelanjutan narasi di tengah dunia yang terasa penuh ketidakpastian. Sunrise on the Reaping secara eksplisit mengkaji tema-tema seperti sensor, pemberontakan, dan korupsi kekuasaan, yang sangat relevan dengan isu-isu sosial dan politik global tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa banyak pembaca mencari cerminan atau bahkan pelarian dari realitas politik yang bergejolak melalui lensa fiksi distopia.

Berikut adalah tabel yang merangkum buku-buku fiksi internasional terlaris berdasarkan data yang dikumpulkan:

Tabel 1: Buku Fiksi Internasional Terlaris 2025

Judul Buku Penulis Genre Utama Rating Goodreads Jumlah Shelvings Ringkasan Singkat
Onyx Storm Rebecca Yarros Fantasi, Romansa 4.21 3 juta Buku ketiga dalam seri The Empyrean yang melanjutkan perjuangan Violet Sorrengail di Basgiath War College.
Sunrise on the Reaping Suzanne Collins Distopia, Fantasi 4.53 2 juta Prekuel The Hunger Games yang mengisahkan masa lalu Haymitch Abernathy dalam edisi Quarter Quell ke-50.
Great Big Beautiful Life Emily Henry Romansa Kontemporer 3.99 1 juta Novel romansa yang menceritakan persaingan dua penulis untuk menceritakan kisah hidup seorang wanita misterius.

Keberagaman Genre di Luar Fantasi

Meskipun fiksi fantasi dan distopia mendominasi, pasar global tetap menunjukkan keberagaman yang signifikan. Novel romansa kontemporer karya Emily Henry, Great Big Beautiful Life, berhasil masuk dalam tiga besar buku terpopuler di Goodreads. Selain itu, nama-nama penulis terkenal seperti Carley Fortune (One Golden Summer) dan Taylor Jenkins Reid juga muncul di berbagai daftar terlaris, termasuk di Amazon, Spotify, dan Audible.

Kehadiran nama-nama ini di daftar “Best Audiobooks” Spotify dan Audible mengisyaratkan sebuah pergeseran penting. Popularitas buku di tahun 2025 tidak hanya diukur dari penjualan format cetak, tetapi juga dari keberhasilan dalam ekosistem multi-format, termasuk buku digital dan audio. Penulis dan penerbit yang sukses adalah mereka yang memahami bahwa pasar telah melampaui batasan format tradisional dan beradaptasi dengan cara-cara baru audiens mengonsumsi cerita.

Dinamika Pasar Buku Domestik Indonesia

Kebangkitan Fiksi Lokal yang Relevan dan Berbasis Media Sosial

Pasar buku domestik Indonesia menunjukkan tren yang unik, di mana buku-buku fiksi terlaris tidak hanya berasal dari penulis dengan “merek” yang kuat, tetapi juga mencerminkan isu-isu sosial dan pribadi yang sangat relevan. Buku-buku terlaris di Gramedia dan Bukunesia termasuk Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu (Pidi Baiq), Untukmu, Anak Bungsu (Hidya Hanin), Teruslah Bodoh Jangan Pintar (Tere Liye), dan Ternyata Tanpamu… (Natasha Rizky).

Popularitas Pidi Baiq dan Tere Liye membuktikan daya tarik penulis yang sudah memiliki basis penggemar yang kuat. Namun, substansi dari karya-karya ini melampaui sekadar nama besar. Buku Pidi Baiq menyentuh romantisme personal melalui kumpulan kutipan dan lirik lagu, sementara novel Tere Liye menawarkan kritik sosial yang tajam terhadap isu lingkungan dan hukum. Ini memperlihatkan bagaimana fiksi populer berfungsi sebagai cermin untuk isu-isu yang mengemuka di masyarakat.

Menariknya, daftar “rekomendasi terbaik” Liputan6 juga mencantumkan buku-buku klasik Indonesia seperti Laut Bercerita karya Leila S. Chudori dan Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Kemunculan kembali karya-karya klasik ini mengisyaratkan sebuah tren “rediscovery” di mana buku-buku tersebut memiliki relevansi yang tak lekang oleh waktu. Popularitas Laut Bercerita, yang menggambarkan suasana represif di masa transisi Orde Baru, dapat dihubungkan dengan narasi historis dan politik yang terus bergejolak di tahun 2025. Pembaca mungkin mencari konteks historis untuk memahami realitas politik dan sosial saat ini.

Gelombang Non-Fiksi: Pengembangan Diri dan Psikologi Populer

Genre non-fiksi, khususnya literatur pengembangan diri dan psikologi populer, mengalami lonjakan signifikan di pasar domestik. Judul-judul seperti You Do You karya Fellexandro Ruby, Self Improved Me karya Puty Puar, dan Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya karya dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ, menduduki daftar terlaris. Peningkatan permintaan ini adalah respons langsung terhadap keresahan eksistensial yang dialami oleh generasi muda.

Buku-buku ini membahas krisis identitas, kesehatan mental, dan pencarian makna hidup. Judul yang ditulis oleh psikiater, seperti buku karya dr. Andreas Kurniawan, menunjukkan bahwa pembaca mencari validasi dan solusi dari sumber yang kredibel untuk masalah psikologis yang mereka hadapi. Tren ini mencerminkan peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan tekanan sosial yang intens di era digital.

Tabel 2: Buku Fiksi dan Non-Fiksi Indonesia Terpopuler 2025

Penulis Judul Kategori Tema Utama Status Bestseller
Pidi Baiq Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu Kumpulan Kutipan Romansa, Ekspresi Perasaan Terlaris di Gramedia
Hidya Hanin Untukmu, Anak Bungsu Kumpulan Senandika Pengalaman Anak Bungsu, Identitas Terlaris di Gramedia
Tere Liye Teruslah Bodoh Jangan Pintar Fiksi Kritik Sosial, Filosofi Hidup Terlaris di Gramedia
Natasha Rizky Ternyata Tanpamu… Puisi Perpisahan, Hubungan dengan Tuhan Terlaris di Gramedia
Fellexandro Ruby You Do You Non-Fiksi Pengembangan Diri, Otentisitas Hidup Terbaik 2025
dr. Andreas Kurniawan Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya Non-Fiksi, Psikologi Refleksi Kehidupan, Kekecewaan, Pencarian Kebahagiaan Terlaris di Gramedia

Analisis Tematik: Hubungan antara Literasi dan Isu Sosial 2025

Refleksi Keresahan Sosial dalam Fiksi

Analisis mendalam menunjukkan adanya korelasi kuat antara tema buku-buku populer dengan dinamika sosial-politik di Indonesia tahun 2025. Sepanjang tahun tersebut, Indonesia dilanda gelombang demonstrasi mahasiswa dan masyarakat yang bergejolak. Protes ini dipicu oleh isu-isu ekonomi seperti kenaikan biaya hidup, pajak properti, dan pemutusan hubungan kerja massal, serta isu politik seperti dugaan intervensi kekuasaan.

Dalam konteks ini, popularitas novel seperti Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye menjadi sangat relevan. Buku ini menceritakan perjuangan seorang aktivis lingkungan melawan perusahaan tambang yang didukung oleh elit korup. Keberhasilan buku ini menunjukkan bahwa pembaca mencari representasi dari perjuangan dan ketidakadilan yang mereka lihat di dunia nyata. Meskipun ada kritik bahwa akhir cerita dan penyelesaian masalah dalam buku tersebut terasa “tidak realistis”, popularitasnya dapat dijelaskan karena narasi ini memberikan semacam katarsis bagi pembaca yang frustrasi dengan isu-isu serupa di kehidupan nyata. Ini membuktikan bahwa buku fiksi, terutama dari penulis populer, dapat berfungsi sebagai platform untuk menyuarakan kritik sosial dan membangkitkan kesadaran kolektif.

Tabel 3: Keterkaitan Tema Buku Populer dengan Isu Sosial Indonesia 2025

Judul Buku Penulis Tema Utama Buku Isu Sosial-Politik Terkait di 2025
Teruslah Bodoh Jangan Pintar Tere Liye Isu lingkungan, korupsi, dan hukum Protes mahasiswa dan masyarakat yang dipicu oleh isu kebijakan kontroversial dan dugaan korupsi
Laut Bercerita Leila S. Chudori Sejarah kelam, aktivisme, Orde Baru Narasi historis dan politik yang terus relevan di tengah gejolak sosial
You Do You Fellexandro Ruby Pencarian jati diri, eksplorasi karier Krisis eksistensial dan tekanan hidup yang dihadapi generasi muda
Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka… dr. Andreas Kurniawan Kesehatan mental, kekecewaan, pencarian kebahagiaan Peningkatan kesadaran dan diskusi publik mengenai isu kesehatan mental

Peran Kematangan Diri dan Kesehatan Mental

Gelombang non-fiksi yang berfokus pada pengembangan diri dan psikologi tidak dapat dipisahkan dari tren digital yang lebih luas di tahun 2025. Laporan dari Hootsuite dan We Are Social mencatat dominasi konten yang berfokus pada hiburan dan edukasi, di mana kreativitas dan social listening menjadi kunci untuk relevansi. Kebutuhan pembaca untuk “bereksperimen dengan kehidupan secara otentik” (You Do You) dan “mengenal diri sendiri lebih utuh” (Self Improved Me) secara langsung beririsan dengan tren konten ini.

Buku-buku ini menjadi panduan yang lebih terstruktur dan mendalam dari konten-konten singkat yang mereka konsumsi di platform media sosial. Penulis dan penerbit yang berhasil di tahun 2025 adalah mereka yang mampu mengidentifikasi kebutuhan emosional dan psikologis audiens dan menyajikannya dalam bentuk narasi yang kohesif. Dengan demikian, literatur non-fiksi berfungsi sebagai jembatan antara konsumsi konten digital yang cepat dan kebutuhan pembaca akan refleksi diri yang lebih substansial.

Pemenang Penghargaan Sastra Indonesia 2025

Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 & Penghargaan Sastra Rancage 2025

Pada tahun 2025, dunia sastra Indonesia memberikan pengakuan kepada sejumlah karya penting. Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 diberikan kepada Hantu Padang karya Esha Tegar Putra untuk kategori Kumpulan Puisi, Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday untuk kategori Novel, dan Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama untuk kategori Kumpulan Cerpen. Di sisi lain, Penghargaan Sastra Rancage 2025 diberikan kepada Udo Z. Karzi atas dedikasinya dalam pengembangan sastra Lampung.

Menariknya, buku-buku pemenang penghargaan ini menunjukkan kontras yang mencolok dengan buku-buku terlaris di pasar. Berdasarkan data Goodreads, buku-buku pemenang ini memiliki jumlah rating dan ulasan yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan buku-buku bestseller global atau domestik. Misalnya, Hantu Padang hanya memiliki 4 rating dengan rata-rata 3.50, sementara Duri dan Kutuk memiliki 57 rating dengan rata-rata 3.56. Kontras ini bukanlah anomali, melainkan sebuah ciri khas pasar literasi modern. Penghargaan sastra berfungsi untuk mengapresiasi nilai artistik, inovasi, dan kontribusi terhadap khazanah literatur, yang seringkali tidak sejalan dengan daya tarik pasar massal. Hal ini menunjukkan bahwa industri buku memiliki dua ekosistem yang berbeda dan saling melengkapi: satu berorientasi pada komersial, dan yang lainnya berorientasi pada pengembangan dan pelestarian sastra itu sendiri.

Tabel 4: Pemenang Penghargaan Sastra Indonesia 2025: Kontras dengan Bestseller

Nama Penghargaan Kategori Judul Buku Pemenang Penulis Rating Goodreads Jumlah Ulasan
Kusala Sastra Khatulistiwa Kumpulan Puisi Hantu Padang Esha Tegar Putra 3.50 4
Kusala Sastra Khatulistiwa Novel Duri dan Kutuk Cicilia Oday 3.56 57
Sastra Rancage Sastra Lampung N/A Udo Z. Karzi N/A N/A

Peran Komunitas Pembaca Online dan Platform Digital

Goodreads dan Komunitas Online sebagai Indikator Tren

Peran komunitas pembaca online menjadi semakin signifikan dalam ekosistem buku tahun 2025. Grup Goodreads Indonesia, misalnya, memiliki lebih dari 27,000 anggota yang aktif berinteraksi dalam diskusi dan berbagai kegiatan, baik daring maupun luring). Angka keanggotaan dan tingkat interaksi ini menunjukkan bahwa pembaca tidak lagi menjadi konsumen pasif, tetapi partisipan aktif yang membentuk opini, memberikan rekomendasi, dan bahkan memengaruhi popularitas buku. Platform-platform ini menjadi ruang penting di mana diskusi mendalam tentang sebuah karya terjadi, jauh melampaui ulasan formal.

Penerbit yang berhasil di tahun 2025 adalah mereka yang memanfaatkan platform ini untuk mendengarkan sentimen pasar, berinteraksi secara langsung dengan audiens mereka, dan membangun hubungan yang lebih personal. Komunitas-komunitas ini berfungsi sebagai barometer yang akurat untuk mengukur daya tarik sebuah buku dan mengidentifikasi tren yang baru muncul.

Dampak AI dan Tren Konten pada Industri Buku

Adopsi kecerdasan buatan dan tren konten yang diidentifikasi oleh Hootsuite dan We Are Social memiliki implikasi besar terhadap industri buku. Laporan tersebut mencatat bahwa AI mulai digunakan tidak hanya untuk pembuatan konten tetapi juga untuk perumusan strategi komunikasi dan analisis tren pasar. Di sisi lain, kritik terhadap gaya penulisan novel populer, seperti yang dialami oleh Tere Liye di mana karyanya “terasa seperti thread di media sosial”, menunjukkan bahwa batasan antara literatur formal dan konten digital semakin kabur.

Hal ini menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi penulis dan penerbit. Mereka harus menemukan keseimbangan yang tepat antara gaya penulisan yang akrab dan mudah diakses oleh pembaca digital tanpa mengorbankan kedalaman narasi. Adopsi AI dan social listening menjadi alat yang semakin vital bagi humas penerbit untuk memprediksi tren, mengidentifikasi sentimen audiens, dan menyesuaikan strategi komunikasi mereka secara lebih personal.

Kesimpulan

Analisis terhadap tren buku populer tahun 2025 mengungkapkan sebuah pasar yang dinamis dan terfragmentasi, namun didorong oleh beberapa kekuatan yang dapat diprediksi. Peningkatan dominasi waralaba global menunjukkan kebutuhan pasar akan familiaritas dan narasi yang berkelanjutan. Di sisi lain, pasar domestik Indonesia menunjukkan respons yang kuat terhadap isu-isu sosial dan kebutuhan personal, yang tercermin dalam popularitas fiksi yang peka terhadap lingkungan dan non-fiksi yang berfokus pada kesehatan mental.

Post Comment

CAPTCHA ImageChange Image